MEMANFAATKAN KORAN BEKAS SEBAGAI MULSA

PENGANTAR

Pengamatan kami di lapangan menunjukkan bahwa ada banyak penyebab mengapa produksi tanaman, khususnya tanaman cabe belum mencapai sebagaimana diharapkan.  Salah satu penyebab adalah wawasan petani terhadap teknik budidaya cabe masih sangat dangkal. Umumnya petani mengerjakan usahanya dengan cara meniru begitu saja dari orang tuanya atau dari petani lain tanpa mengetahui mengapa sesuatu itu dilakukan.
Contoh nyata di lapangan, bila seorang petani memakai mulsa plastik perak hitam maka petani lain akan meniru memakai mulsa yang demikian. Bila karena satu dan lain sebab mulsa tersebut tidak tersedia misalnya tidak tersedia dana maka petani itu tidak akan mencari penggantinya dan membiarkan tanamannya tanpa mulsa. Kemungkinan lain yang terjadi, petani itu tidak melakukan usaha taninya sampai mulsa tersebut diperoleh atau tersedia modal usaha dalam bentuk dana untuk membeli mulsa tersebut.
Kondisi ini tentu tidak menguntungkan. Produktivitas lahan pertanian di daerah ini menjadi sangat rendah. Banyak lahan-lahan terlihat kosong tanpa ditanami dengan tanaman kecuali rumput. Bilapun ada pertanaman, teknik budidayanya masih sangat konvensional tanpa sentuhan teknologi yang berarti.
Berdasarkan pengamatan dan analisis ini, kami telah melakukan suatu kegiatan untuk membuka wawasan petani bagi peningkatan produktivitas tanaman khususnya tanaman cabe.  Kegiatan ini adalah memberikan contoh penggunaan mulsa alternatif berupa pemanfaatan koran bekas untuk tujuan meningkatkan hasil tanaman cabe.  Koran bekas selain harganya murah bahkan terkadang dapat diperoleh secara cuma-cuma, tetapi juga sangat bermanfaat dalam menjaga kondisi tanah bila diaplikasikan sebagai mulsa.

SYARAT TUMBUH CABE

Tanaman cabe secara umum dapat ditanam di sembarangan tempat dan waktu. Tanama ini dapat di tanam di dataran tinggi ataupun di dataran rendah, di persawahan ataupun di tegalan, di musim kemarau ataupun musim hujan. Kendatipun demikian, tanaman cabe akan tumbuh dan berproduksi dengan baik bila syarat-syarat tertentu dari tempat tumbuhnya terpenuhi (Prajnanta, 2003).
Cabe besar lebih sesuai bila ditanam di daerah kering dan berhawa panas dengan kisaran suhu optimum 24 – 28 oC. Tanaman ini menghendaki tempat terbuka sehingga sinar matahari dapat langsung diterima. Lama penyinaran yang baik antara 10 – 12 jam per hari. Curah hujan yang baik adalah 1500 –2500 mm/tahun (Setiadai, 1988; Prajnanta, 2003).
Hampir semua jenis tanah dapat ditanami cabe mulai dari andosol, latosol, regosol, ultisol hingga grumusol. Namun demikian, tanah yang baik adalah tanah yang berstruktur remah, gembur tidak terlalu liat dan tidak terlalu porous serta kaya akan bahan organik. Derajat keasaman tanah yang baik berkisar antara 5,5 – 6,8 (Harjadi dan Bintoro, 1982; Prajnanta, 2003).

MULSA DAN PERANANNYA

Mulsa dapat didefinisikan sebagai bahan atau material yang sengaja dihamparkan di atas permukaan tanah. Berdasarkan sumber bahan dan cara pembuatannya, maka mulsa dapat dikelompokkan menjadi mulsaa organik, anorganik, dan kimia sintetik (Umboh, 1997).
Mulsa organik berasal terutama dari sisa panen, tanaman pupuk hijau atau limbah hasil kegiatan pertanian lainnya seperti batang jagung, jeramai padi, batang kacang tanah dan kedelai dan lain-lain yang dapat melestarikan produktivitas lahan untuk jangka waktu yan lama (Purwowidodo, 1983). Kertas koran termasuk ke dalam katagori ini.
Mulsa anorganik meliputi semua bahan batuan dalam bentuk dan ukuran tertentu seperti batu kerikil, batu koral, batu bata, pasir kasar, serta batuan lainnya. Bahan mulsa ini lebih banyak digunakan untuk tanaman hias (Umboh, 1997)
Mulsa kimia sintetik menurut Purwowidodo (1983) meliputi semua bahan yang sengaja dibuat khusus untuk mendapatkan pengaruh tertentu jika diperlakukan pada tanah. Jenis bahan ini meliputi bahan-bahan plastik berbentuk lembaran dengan daya tembus sinar yang seragamserta bahan-bahan kimia yang berbentuk emulsi seperti bitumin, aspal, krilium, dan lateks yang berfungsi sebagai soil conditioner.
Mulsa mempunyai terbukti dapat mempertahankan tingkat produktivitas tanah. Mulsa mempunyai beberapa kebaikan antara lain dapat melindungi agregat tanah dari daya rusak butiran hujan, mengurangi jumlah dan kecepatan aliran permukaan, memelihara suhu dan kelembaban tanah, dan mengendalikan pertumbuhan gulma (Purwowidodo, 1983).
Tisdale dan Nelson (1975) menyatakan bahwa pemberian mulsa dapat mempengaruhi sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Mulsa dapat memperbaiki tata udara tanah dan meningkatkan pori-pori makro tanah sehingga kegiatan jasad renik dapat lebih baik dan ketersediaan air dapat lebih terjamin bagi tanaman. Mulsa dapat pula mempertahankan kelembaban dan suhu tanah sehingga akar tanaman dapat menyerap unsur hara lebih baik.
Pemberian mulsa khususnya mulsa organik seperti kertas koran juga termasuk salah satu teknik pengawetan tanah. Pemberian mulsa ini selain dapat menambah bahan organik tanah juga dapat mengurangi erosi dan evaporasi, memperbesar porositas tanah sehingga daya infiltrasi air menjadi lebih besar (Sarief, 1985).
Dari berbagai kebaikan yang diberikan kepada tanah, mulsa telah terbukti juga memberikan kebaikan pada pertumbuhan tanaman. Pertumbuhan tanaman yang lebih baik akan memberikan hasil yang lebih memuaskan.

METODE KEGIATAN

Metode kegiatan yang digunakan dalam pelaksanaan pengabdian ini adalah pembuatan demplot, penyuluhan, dan bimbingan penerapan langsung budidaya tanaman cabe di lapangan. Demplot dibuat seluas 400 m2 atau sebanyak 500 batang cabe. Penyuluhan dan bimbingan pelaksanaan teknik budidaya cabe dan tata cara pemasangan mulsa koran bekas langsung dilaksanakan di demplot tersebut.
Garis besar kegiatan teknik budidaya tanaman cabe dengan mulsa kertas kokran adalah sebagai berikut:
1. Pembibitan dilaksanakan di polibag dengan media tanah dan pupuk kandang 2 : 1 atas dasar volume.
2. Pengolahan tanah dengan menggunkan traktor sebanyak dua kali bajak sedalam 15 cm.
3. Bedengan dibuat dengan ukuran lebar 110 cm, tinggi 30 cm, dan panjang 15 m. Lebar parit 50 cm.
4. Kapur diberikan bersamaan dengan pengrapian bedengan, dengan dosis 200 g/m2
5. Pupuk kandang diberikan seminggu sebelum tanam, dosis 1 kg/lubang tanam
6. Bibit dipindahtanamkan pada umur 25 hari setelah semai.
7. Penaman dilakukan dengan jarak 50 cm x 50 cm
8. Pemupukan pertama dilakukan seminggu setelah tanam dan pupuk kedua diberikan umur 30 hari setelah tanam. Jenis pupuk yang diberikan adalah ZA, Urea, TSP, dan KCl dengan dosis masing-masing 36 g, 14 g, 28 g, dan 22 g per tanaman. Pupuk ZA dan Urea diberikan setengah dosis pada pemupukan pertama dan setengahnya lagi pada pemupukan kedua. Pupuk TSP dan KCl diberikan sekaligus pada pemupukan pertama.
9. Pemasangan mulsa koran bekas dilakukan setelah pemupukan, yaitu tiga lapis koran untuk setiap tanaman.
10. Perempelan tunas dilakukan mulai umur 2 minggu setelah tanam.
11. Pemasangan ajir dilakukan pada umur 2 minggu setelah tanam. Ajir terbuat dari bambu dengan pemasangan satu ajir untuk setiap tanaman.
12. Pengairan dengan cara penggenangan ¾ bedengan diberikan 2 kali seminggu.
13. Pupuk susulan (ketiga dan keempat) diberikan dua kali, yaitu pada umur 60 dan 90 hari setelah tanam. Pupuk yang dipakai adalah pupuk lengkap 15-15-15, dengan dosis 7,5 g per tanam per sekali pemberian.
14. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan sejak tanaman dipindahtanamankan ke bedengan pertanaman, dengan menggunakan insektisida Decis 2,5 EC, Perfekthion 400 EC, dan fungisida Dithane M-45.
15. Pemanenan dilakukan pada saat buah telah mememenuhi kriteria panen dengan ciri-ciri bentuknya padat, warnanya merah menyala dengan sedikit garis hitam (90% masak).

HASIL

Pengetahuan tentang penggunaan dan manfaat mulsa koran bagi pertumbuhan dan hasil cabe merupakan suatu yang baru bagi petani di sini. Pada umumnya, petani hanya mengenal mulsa plastik yang telah jamak dipakai. Pemakaian mulsa koran menjadi tanda tanya bagi petani karena belum pernah mereka lihat bahkan belum pernah mereka dengar. Sebagian petani serta merta mengatakan tidak mungkin memakai mulsa kertas koran karena pasti akan rusak/koyak bila terkena hujan. Sebagian lainnya berpendapat kertas koran tidak akan bisa menahan pertumbuhan gulma (rumput) karena kertas koran dianggap rapuh. Pendapat seperti ini langsung sirna ketika para petani di sekitar tempat pengabdian melihat langsung betapa kokohnya kertas koran ini berfungsi.

Pertumbuhan gulma tertekan oleh mulsa koran ini,  sebaliknya pertumbuhan dan produksi cabe menjadi maksimum. Tentunya ada banyak manfaat lain dari mulsa ini, antara lain kelembaban tanah tetap terjaga, suhu tanah tidak terlalu panas, dan jasad biologi tanah bertumbuh baik. Semuanya ini akan bermuara pada hasil cabe yang tinggi.  Menurut Purwowidodo (1983), mulsa terbukti dapat mempertahankan tingkat produktivitas tanah. Beberapa kebaikan mulsa antara lain dapat melindungi agregat tanah dari daya rusak butiran hujan, mengurangi jumlah dan kecepatan aliran permukaan, memelihara suhu dan kelembaban tanah, dan mengendalikan pertumbuhan gulma. Tisdale dan Nelson (1975) menyatakan bahwa pemberian mulsa dapat mempengaruhi sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Mulsa dapat memperbaiki tata udara tanah dan meningkatkan pori-pori makro tanah sehingga kegiatan jasad renik dapat lebih baik dan ketersediaan air dapat lebih terjamin bagi tanaman. Mulsa dapat pula mempertahankan kelembaban dan suhu tanah sehingga akar tanaman dapat menyerap unsur hara lebih baik. Lebih lanjut, menurut Sarief (1985) pemberian mulsa khususnya mulsa organik seperti kertas koran juga termasuk salah satu teknik pengawetan tanah. Pemberian mulsa ini selain dapat menambah bahan organik tanah juga dapat mengurangi erosi dan evaporasi, memperbesar porositas tanah sehingga daya infiltrasi air menjadi lebih besar.

Dengan mulsa koran, terlihat pertumbuhan cabe sangat kuat dan produksinya sangat tinggi. Produksi cabe mencapai 0,5 – 1,0 kg per batang.   Selain itu, terlihat juga kualitas hasil cabe sangat baik. Kedua hal ini, produksi dan kualitas yang tinggi, mengantarkan usaha cabe ke tingkat yang menguntungkan.   Dari tiga kali panen yang telah dijual, petani memperoleh harga yang baik yaitu rata-rata Rp 20.000,- per kg.

Hasil yang memuaskan ini dapat menjadi daya tarik yang kuat untuk meneruskan memanfaatkan bahan bekas, termasuk koran bekas, sebagai mulsa bagi pertanamannya. Pemanfaatan bahan bekas ini tidak hanya sebatas koran bekas tetapi dapat diperluas ke bahan-bahan lain seperti kertas semen bekas dan sebagainya.  Pemanfaatan bahan bekas dapat menghemat pengeluran petani. Bahan bekas kadang-kadang dapat diperoleh secara cuma-cuma di sekeliling tempat tinggal tanpa harus membeli. Bila terpaksa harus membeli, biasanya barang bekas harganya sangat murah. Sebagai contoh, koran bekas hanya dijual Rp 1500,- per kg. Bila petani rajin mengumpulkan kertas koran bekas, malahan terkadang bisa diperoleh secara gratis.  Demonstrasi penggunaan koran bekas yang sangat menjanjikan ini seharusnya dapat menarik minat petani.  Dari beberapa kali pertemuan dengan para petani di sini bahkan dengan penyuluh di wilayah ini, terlihat ada keinginan yang kuat dari mereka untuk memanfaatkan mulsa kertas koran bekas ini sebagai mulsa.  Terlihat ada kesungguhan dari cara mereka bertanya baik tentang hal-hal yang bersifat teknis maupun hal-hal yang bersifat teroritis.  Lebih jauh, mereka juga ada menyebut dan mendiskusikan tentang baiknya memanfaatkan bahan bekas untuk kemaslahatan lingkungan hidup.

Artikel lebih lengkap dapat anda pesan

 

Caranya Sebagai Berikut:

1. Pesan ke email : hatta_ksg@yahoo.com atau hatta2ksg@gmail.com atau ke HP: 081360016837

2.   Kirim donasi anda minimum Rp 50.000,- ke rekening  No : 1050095020990   Bank Mandiri
3.   Konfirmasikan kiriman anda ke No. Hp 081360016837

Selain artikel di atas, anda diperkenankan memilih bonus 2 buah artikel lainnya dari blog ini atau blog: hatta2fp.wordpress

Artikel akan segera dikirim ke alamat email anda
Catatan: pengiriman hanya dengan email

41 responses to this post.

  1. Posted by Jony Chandra on September 1, 2008 at 8:25 pm

    Terimakasih banyak atas informasinya, tulisan ini menjadi sangat bermanfaat untuk saya (yang belum tau apa-apa) yang ingin sekali bertanam cabai. Ilmu yang bermanfaat tuk orang banyak. sekalilagi terimkasih.

    salam
    JONYchandra

    Balas

    • Posted by Muhammad Hatta on Desember 19, 2009 at 7:12 pm

      Mas sugeng, tentu saja bisa. Apa yang saya lakukan semuanya di lapangan. Selamat mencoba, semoga berhasil

      Balas

  2. saya mau tanya bagaimana cata pemsangan koran tersebut?sudah adakah penelitiannya?jika belum apakah selain tanaman cabai seperti tomat dapat dipakai mulsa koran tersebut?saya ungun mengetahui sekali karena saya tertarik untuk dijadikan judul penelitian

    Balas

  3. Posted by Muhammad Hatta on September 26, 2008 at 12:03 pm

    Cara pemasangan koran bekas sebagai mulsa
    Pemasangannya adalah sbb: koran yang terdiri atas 3 – 5 lapis dilubangi di tengah-tengahnya. Kemudian salah satu sisinya digunting dari pinggiran ke arah lubang. Guntingan itu sebagai jalan kita memasukkan koran ke batang tanaman.
    Penelitiannya sudah ada pada beberapa tanaman seperti bawang. Tanaman apa saja bisa termasuk tomat. Selamat mencobanya. Salam

    Balas

  4. Posted by giardieb on Oktober 25, 2008 at 8:51 am

    saya sangat tertarik dengan bacaan ini.Mengenai mulsa koran.tapi saya masih bingung cara pengaplikasiannya.tolong beri informasi ke email saya ya.
    terimakasih

    Balas

  5. Posted by Muhammad Hatta on Oktober 25, 2008 at 9:40 am

    Cara memasang mulsa koran sangat sederhana. Tanam dulu tanamannya,baru letakkan mulsa koran di tengah-tengah bibit atau tanaman lain.Misalnya cabai, tanam lebih dulu bibit cabai di bedengan. Kemudian,ambil koran (5 lapis dalam keadaan terlipat) dan buatkan lubang ditengah-tengahnya dengan pisau atau gunting. Ukuran lubang berdiameter sekitar 10 cm atau seukuran diameter kanopi bibit dengan tujuan ketika kita meletakkan kertas koran, kertasnya bisa melewati bibit. Kertas koran tersebut kemudian kita timpa dengan tanah secukupnya agar tidak terbang ditiup angin. selamat mencoba

    Balas

  6. Saya juga sangat tertarik dengan pemasangan mulsa dengan menggunakan koran, yang saya ingin tanyakan, apakah koran tidak rusak apabila terkena air hujan atau pada saat penyiraman tanaman, terus berapa lama koran ini dapat kita gunakan, terima kasih

    Balas

  7. Posted by Muhammad Hatta on Desember 27, 2008 at 11:52 am

    Bila lapisan korannya cukup, misalnya 5 atau 7 lapis, maka mulsa koran tersebut akan cukup kuat dan tidak akan mudah rusak terkena air hujan atau air siraman. Mulsa koran ini akan bertahan selama satu musim tanam, yaitu sekitar 3 – 4 bulan.

    Balas

  8. Posted by Nadarlis on Maret 5, 2009 at 3:47 pm

    keren banget nich artikelnya…selain koran bekas apa aja si yang bisa dijadiin mulsa? kalo kain bekas bisa ga?mohon jawabannya ke e-mail saya ya..terimakasih..good luck

    Balas

    • Posted by Muhammad Hatta on Maret 11, 2009 at 11:06 am

      Sebenarnya bahan apa saja bisa dijadikan mulsa yang penting bahan tersebut bisa menutupi tanah. Namun, bahan yang mudah diperoleh akan lebih baik. Selain koran bekas, kertas kantong semen juga bisa dijadikan mulsa. Kain bekas tentu juga bisa, terutama kain yang agak tebal. Selamat mencoba.

      Balas

  9. Posted by roni on Maret 5, 2009 at 5:04 pm

    kertas koran kan mengandung senyawa kimia berbahaya, apa ga ada pengaruhnya terhadap tanah yang diberi mulsa tersebut. oya kalau sudah ada penelitian tentang ini apa si judulnya?tolong kasi refrensinya ya.thx

    Balas

    • Posted by Muhammad Hatta on Maret 11, 2009 at 10:59 am

      Ada yang berpandangan bahwa kertas koran mengandung senyawa kimia berbahaya. Pandangan ini bisa benar tapi bisa juga tidak benar. Bahan baku kertas koran adalah serat tanaman. Jadi tentu tidak berbahaya karena serat tanaman merupakan bahan organik yang sangat baik untuk tanah. Mungkin tinta tulisan di koran yang dikhawatirkan berbahaya. Akan tetapi, itupun belum ada penelitiannya. Pengalaman saya, memakai koran bekas sebagai mulsa memberikan pengaruh yang sangat positif terhadap kesuburan tanah. Ada penelitian oleh Haswandi (2006), judulnya Pengaruh penggunaan berbagai jenis mulsa terhadap pertumbuhan beberapa varietas tanaman bawang merah. Semoga membantu

      Balas

  10. Posted by juni mujahidin on Maret 16, 2009 at 8:40 am

    tolong minta bantuan cara efektif menenam cabai merah tanpa plastik mulsa

    Balas

  11. Posted by erma on Maret 24, 2009 at 10:22 am

    jika kertas koran selain dapat digunakan mulsa apakah baik juga digunakan sebagai kompos?
    dan bagaimana hasilnya jika digunakan pada tanaman kacang hijau. berapa lapis yang diberlukan?
    dan apakah jumlah / banyak dari lapisan tersebut mempengaruhi hasil panen?
    makasih…

    Balas

    • Posted by Muhammad Hatta on Maret 24, 2009 at 1:34 pm

      Kertas koran bisa juga digunakan sebagai bahan untuk kompos, tetapi barangkali ada bahan-bahan lain yang lebih baik daripada kertas koran, misalnya jerami padi, sampah dapur, sampah kota, serbuk gergajian kayu, rumput, dll. Kertas koran bisa digunakan untuk semua jenis tanaman termasuk kacang hijau. Saya kira 8 (delapan) lapis sudah Ok. Makin tebal lapisan kertas koran akan semakin baik, tetapi tentunya akan semakin banyak jumlah kertas yang diperlukan. Secara umum, delapan sampai sepuluh lapisan sudah ok sekali.

      Balas

  12. apakah bisa di aplikasi jika perlakuan kita lakukan diluar ruangan atal di lahan

    Balas

  13. pak apa ada buku yang membahas tentang mulsa koran??

    Balas

  14. pak, judul buku yang banyak membahas tentang mulsa kerta koran karangan siapa pak, dan apa judul buku nya pak. Terimakasih ya pak,

    Balas

  15. pak, judul buku yang banyak membahas tentang mulsa kertas koran apa pak?

    Balas

    • Posted by Muhammad Hatta on April 19, 2010 at 12:34 pm

      Heprijal,
      Setahu saya, belum ada buku khusus yang membahas tentang mulsa kuran
      Tapi, heprijal bisa cari di internet
      Tk

      Balas

    • Posted by Muhammad Hatta on April 26, 2010 at 12:05 pm

      Heprijal,
      Coba cari buku yang membahas tentang mulsa
      Mudah-mudahan ada
      tk

      Balas

  16. pak, unsur-unsur apa saja pak yang terkandung dalam mulsa koran?

    Balas

    • Posted by Muhammad Hatta on April 26, 2010 at 12:04 pm

      Rika,
      Untuk mengetahui unsur-unsur yang terkandung di dalam kertas koran, kita perlu melakukan analisis di lab. Akan tetapi bisa juga ada di literatur, coba cari ya
      tk

      Balas

  17. Posted by bmuhamadishak on Juni 26, 2010 at 8:08 pm

    Subhanalloh..
    baru kepikiran koran dijadikan mulsa. Buat tanaman murbei juga bisa ya? saya jadi pengen nyoba.

    Balas

  18. Posted by anissa damayanti on Maret 27, 2011 at 2:34 am

    jika mulsa koran ini diaplikasikan pada ubi apakah akan efektif??sebelumnya saya baca dari komentar bpa mulsa koran bisa bertahan 3-4 bulan, sedangkan ubi bisa mencapai 5 bulan. kira2 buat ubi berapa lapis koran yang diperlukan untuk 1 tanaman pak??

    Balas

  19. Posted by anissa damayanti on Maret 27, 2011 at 2:42 am

    ketinggalan pak 1 pertanyaan lg.
    apa ada penelitian menggunakan mulsa koran selain pada tanaman hortikultura??pada tanaman pangan sudah pernah diaplikasikan??artikel yang mantap…..

    Balas

    • Posted by Muhammad Hatta on Maret 28, 2011 at 9:42 am

      Anissa,
      Untuk ubi kayu atau tanaman hortikultura, mulsa kertas koran bekas juga bisa dipakai. Daya tahan mulsa koran bekas ini sangat tergantung pada pemasangannya. Semakin rapi (rapat ke tanah) semakin lama daya tahannya. Untuk ubi kayau yang umurnya 5 bulan atau lebih, koran bekas juga bisa bermanfaat. Enam atau delapan lapis ok. Semoga bermanfaat

      Balas

  20. Posted by anissa damayanti on Maret 28, 2011 at 3:42 pm

    buat musim hujan sekarang itu cukup aman ya pak dilahan tidak akan hancur??oh iya pak untuk pemasangannya “Semakin rapi (rapat ke tanah)” itu menutupi guludannya??koran yang sudah terpasang ditutupi tanah lg apa gimana pak??artikelnya bagus saya cukup tertarik buat penelitian. terima kasih.

    Balas

    • Posted by Muhammad Hatta on April 15, 2011 at 3:23 pm

      Anissa,
      Bila pemasangannya baik, maka mulsa koran ini cukup kuat dan aman kendatipun pada musim hujan. Ya, rapi dan rapat ke tanah bagus sekali. Supaya kuat di atas koran boleh ditimpa dengan pemberat atau tanah gumpalan. Selamat mencoba dan menelitinya ya.

      Balas

  21. Posted by firman on Juni 19, 2011 at 5:31 am

    thank atas imfonya pak…..saya hanyaminta DOA nya semoga saya berhasil pada penelitian dgn konsep aneka mulsa alternatif””……salah satunya adalah koran ….thank

    Balas

  22. Posted by dalkop on Maret 2, 2012 at 12:46 pm

    saya pikir dgn penggunaan mulsa koran mengurangi dana produksi.tp menurut saya proses pemasangan mulsa koran itu sendiri memakan waktu yg cukup lama.

    Balas

    • Posted by Muhammad Hatta on Maret 7, 2012 at 8:27 am

      Memang tidak semua kondisi mulsa koran bekas ini cocok untuk digunakan. Pemakaiannya lebih cocok untuk usaha skala kecil dengan konsep pemanfaatan ulang barang-barang bekas demi penyelamatan bumi kita ini ke depan. Tentu harus ada upaya lebih dibanding dengan penggunaan mulsa plastik yang tidak ramah lingkungan itu.

      Balas

  23. Posted by veve on Januari 16, 2013 at 2:44 pm

    oke ncoooo????

    Balas

  24. Posted by david on Maret 27, 2013 at 2:49 pm

    kalau tanman jahe bgaiman caranya pak menggunakan mulsa koran ini ?
    sdngkan umur panen 6-9 bulan..
    apakah tahan mulsa koran ini ak ?
    mohon beri penjelasannya pak.
    trims

    Balas

    • Posted by Muhammad Hatta on April 18, 2013 at 2:17 pm

      David,
      Pada prinsipnya, cara pemberian mulsa pada tanaman apa saja sama saja. Yang penting rapi dan rapat ke tanah. semoga sukses.

      Balas

      • Posted by ruswadi on Mei 15, 2013 at 1:41 pm

        Mantap skali artikelnya pak…saya akan coba dilahan gambut pak, mohon petunjuk pak, saya di Sambas kalbar..

      • Posted by Muhammad Hatta on Mei 16, 2013 at 8:57 am

        tq dan selamat mencoba

Tinggalkan Balasan ke veve Batalkan balasan